Sebuah masjid berkapasitas 10.000 orang yang akan disebut masjid mega akan dibangun di London. Namun, rencana pembangunannya di Battersea Power Station masih terkendala. Pasalnya, rencana pembangunan masjid itu memicu kecemasan akan terciptanya kantong Islam garis keras di ibu kota Inggris itu.
Sebuah komunitas Muslim di London mengajukan sebuah desain pembangunan masjid yang disebut masjid mega pada 2006. Masjid itu akan berada di London timur dan berdaya tampung sekitar 10.000 jamaah.
Mail Online, Minggu (7/10/2012), melaporkan, bakal masjid di London Timur itu, yang diperuntukkan bagi warga sekitar West Ham, dekat Olympic Park, berdaya tampung 10.000 orang, punya sejumlah menara setinggi 40 kaki, sebuah perpustakaan Islam, sejumlah fasilitas olahraga, dan delapan flat bagi para ulama yang berkunjung. Para arsitek menggambarkan masjid ini sebagai sebuah "ruang suci Islam kontemporer".
Namun, sejumlah pengkritik mengemukakan fakta bahwa masjid itu diajukan Jamaah Tabligh, sebuah gerakan misionaris Islam yang pernah digambarkan sebagai sebuah "sel fundamentalisme". Para pengkritik mengatakan, kelompok itu mengajarkan "pemisahan dan segregasi" dan bahwa dua dari para pengebom peristiwa 7/7 di subway London, yaitu Shehzad Tanweer dan Mohammad Sidique Khan, diyakini telah berdoa di sebuah masjid Jemaah Tabligh di Dewsbury, West Yorkshire.
Alan Craig, direktur kampanye MegaMosque-NoThanks, mengatakan kepada harian Daily Star, "Newham Council menginginkan lokasi itu dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, termasuk sejumlah rumah, toko, dan unit bisnis. Pengurus masjid mengatakan, mereka ingin membangun masjid seukuran Battersea Power Station. Jika demikian, itu akan menjadi bangunan yang dibangun sesuai dengan spesifikasi pembeli (custombuilt) pertama di Inggris yang dikendalikan berdasarkan hukum syariah."
Menurut Evening Standard, skema itu telah menimbulkan oposisi intens selama bertahun-tahun sejak kelompok itu pertama kali mengajukan rencana tahun 1999. Pada 2001, disepakati bahwa kegiatan ibadah boleh dilakukan di lokasi itu, tetapi hanya secara temporer. Izin tersebut berakhir pada 2006, tetapi kelompok tersebut terus menggunakan lokasi tersebut. Tahun 2010, dewan kota mengeluarkan pemberitahuan tentang kedaluwarsanya izin tersebut, tetapi komunitas itu menang dalam proses banding tahun lalu dan sekarang lebih dari 5.000 orang beribadah di situ setiap minggu.
Rencana pembangunan itu mencakup sejumlah unit ritel dan 300 flat, tetapi hal itu ditangguhkan setelah komunitas Muslim itu mengatakan mereka tidak mau sumbangannya beralih ke usaha komersial.
Desain revisi juga telah disampaikan arsitek NRAP yang berbasis di Cambridge sejak gambar-gambar terakhir yang dibuat tahun 2006.
Kelompok itu menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah karya misionaris damai. Seorang juru bicara bagi Anjuman-E-Islahul-Muslimeen dari London UK Trust, badan amal Jamaah Tabligh dan pemilik tempat itu, mengatakan sebelumnya, "Pintu selalu terbuka dan kami senang untuk bertemu dan membahas secara mendalam proposal kami."
Sementara seorang juru bicara Newham Council mengatakan, "Kami dapat memastikan bahwa kami menerima sebuah aplikasi perencanaan. Karena hal itu sedang diproses, pada tahap ini tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut tentang hal itu."
Ikuti @Smart_Newz