5 LANGKAH MIGRASI KE WINDOWS 7 YANG SUKSES



Masa Windows XP akan segera berakhir. Sejak Microsoft mengumumkan niatnya untuk tidak melanjutkan dukungan bagi sistem operasi yang sudah berumur satu dekade ini di bulan April 2014, banyak perusahaan kalang kabut berusaha untuk mengatur migrasi ke sistem operasi lain.

Peliknya situasi ini semakin parah ketika sebagian besar aplikasi dan program pihak ketiga mulai lebih awal menarik dukungan mereka terhadap Windows XP.

Microsoft melaksanakan tugasnya mengimbau pengguna untuk mulai melakukan migrasi dengan menawarkan dukungan untuk sistem operasi Windows 7 hingga tahun 2020.

Microsoft juga menekankannya pentingnya bagi pengguna XP untuk melakukan migrasi ke Windows 7 sebelum mereka pindah ke Windows 8 yang belum diperkenalkan, untuk memastikan tidak ada celah dalam dukungan –- satu pendekatan yang didukung oleh firma riset Gartner.

Karena dibutuhkan paling tidak satu setengah tahun untuk merencanakan dan menggelar sistem operasi baru, suka tidak suka, perusahaan-perusahaan harus bergerak cepat.

Berikut ini adalah lima langkah menuju migrasi yang sukses.

1. Kenali Prioritas Bisnis

Memiliki kejelasan perintah dari seluruh perusahaan memungkinkan seseorang untuk menggunakan teknologi dalam membantu memenuhi prioritas bisnis.

Cara ini seharusnya dilakukan bersama dengan pembuat keputusan TI dan perwakilan dari beberapa unit bisnis yang berbeda dalam perusahaan.

2. Tetapkan Segmentasi Pengguna

Tetapkan segmentasi pengguna yang cepat untuk menilai semua pengguna dan menyelaraskan kebiasaan dan persyaratan kerja mereka, dengan teknologi penyediaan desktop yang sesuai akan berguna untuk mengidentifikasikan grup pengguna mana yang bisa mendapatkan keuntungan tercepat dari lingkungan baru. Segmen khusus termasuk pekerja, pekerja luar, pekerja jarak jauh, dan yang serupa dengan itu.

3. Menilai Hardware Endpoint

Tujuan dari pemeriksaan hardware endpoint adalah untuk menilai kemampuan perangkat milik pengguna untuk menentukan apa dan bagaimana perangkat tersebut bisa digunakan setelah migrasi ke platform Windows 7.

Analisa tersebut mengharuskan untuk melihat semua kemampuan-kemampuan perangkat, mencocokkannya dengan persyaratan Windows 7, mengidentifikasikan perangkat yang membutuhkan penggantian, membeli hardware baru, dan menginstal lingkungan operasi yang telah disetujui perusahaan dan aplikasi-aplikasi untuk produktifitas.

4. Mengelola Aplikasi

Saat migrasi ke sistem operasi baru, satu tantangan besar adalah proses validasi untuk memastikan bahwa aplikasi-aplikasi yang ada bisa terus berfungsi pada sistem operasi baru.

Perusahaan-perusahaan seharusnya mempertimbangkan untuk berinvestasi pada alat-alat pengelolaan aplikasi yang bisa membantu memberikan informasi mengenai portofolio aplikasi, yang secara akurat memperkirakan perilaku aplikasi pada platform teknologi baru dengan melakukan tes terhadap kompatibilitas dan remediasi aplikasi secara otomatis.

Sebagai contoh, Windows 7 mengharuskan aplikasi-aplikasi kompatibel dengan operasional 32-bit atau 64-bit agar bisa bekerja. Aplikasi yang dibangun pada arsitektur 16-bit tidak bisa bekerja di sistem operasi baru ini dan banyak aplikasi lama yang penting bagi perusahaan tidak bisa berjalan.

Selain itu, tidak semua perusahaan memiliki waktu dan/atau dan investasi untuk menyesuaikan aplikasi-aplikasi mereka dengan platform baru.

5. Mengadopsi Virtualisasi Desktop

Proses upgrade Windows 7 bisa disederhanakan dengan menggunakan virtualisasi desktop yang memungkinkan perusahaan dengan cepat dan mudah mendapatkan lingkungan yang aman, mobile dan hemat biaya yang mereka butuhkan.

Perusahaan juga bisa terus meningkatkan investasi yang sudah ada dalam infrastruktur hardware terbaru. Melalui virtualisasi desktop, TI bisa menciptakan gambaran desktop Windows 7 yang terstandarisasi, melakukan identifikasi dan menciptakan lingkungan profil teroptimasi, membangun sumber-sumber pendukung yang layak bagi pengguna dan memindahkan data dan pengaturan pengguna ke dalam lingkungan tervirtualisasi baru.

Migrasi ke Windows 7 sering kali dilakukan secara bertahap di perusahaan besar, yang memakan waktu berbulan-bulan dan menciptakan downtime berulang-ulang yang dialami pengguna.

Virtualisasi desktop dan aplikasi bisa mengurangi downtime yang biasanya berlangsung lama sehingga menjadi gangguan yang singkat.

Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh tim TI di manapun, yang tidak akan menghadapi gangguan dengan migrasi ke Windows 8 nantinya atau sistem operasi lainnya di masa yang akan datang.

* Tentang Penulis: Yaj Malik adalah Area Vice President, ASEAN, Citrix

[Sumber: Kompas]