TERBUNUH WAKTU



WAKTU adalah komoditas kita sebagai makhluk hidup. Kita meghabiskannya 24 jam dalam sehari. 30 hari dalam satu bulan dan 365 hari dalam satu tahun. Waktu kita terbatas. Kita hanya diberi kisaran 60 sampai dengan 80 tahun (itupun kalau kita mencapainya). Tapi kita sering melaluinya cuma-cuma tanpa manfaat seakan waktu kita tidak terbatas.

Waktu adalah uang, bagi pecinta kehidupan duniawi yang selalu mengkonversikannya pada materi.

Waktu adalah kehidupan, bagi sang bijak yang ingin memanfaat kan hidupnya.

Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Merugi tiap detik dan tiap jam yang dilalui.

Dari 24 jam dalam satu hari sudah kah kita berbuat kebaikan?

Dari 24 jam dalam satu hari kesalahan apa yang telah kita lakukan?

Dari 24 jam dalam satu hari mungkin kita akan dijemput kematian.

Kematian yang indah, itulah harapan setiap orang. Mati dalam keadaan bermanfaat untuk masyarakat, mati dalam keadaan mencari ridho-NYA.

Waktu, Seandainya kita tahu bahwa kita hidup hanya sesaat, kita pasti sering menangis dan memohon terus ridho-NYA. Sayangnya dunia ini selalu menggoda dengan segala isinya, menggoda dengan segala kemolekannya.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyadari betapa singkatnya dia menjadi pemimpin, sehingga akan benar-benar memperhatikan rakyatnya.

Rakyat yang baik adalah rakyat yang menyadari betapa pentingnya dia memilih pemimpin yang baik.

Sayangnya kita biasanya baru menyadari ketika kita memang telah terbunuh waktu. Betapa banyak kebodohan yang telah dilakukan, betapa banyak hal-hal yang tidak perlu seharusnya tidak terjadi. Karena kita sering menganggap waktu komoditas tidak terbatas.

[Sumber: Islampos]