SMART NEWZ — Majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, hendak membuat momentum baru terkait kemenangan partai Islam moderat Tunisia, Ennahda. Entah apa alasannya, untuk terbitan terbaru itu, redaksi "mengangkat" Nabi Muhammad sebagai "pemimpin redaksi".
Selain serangan secara fisik, situs resmi majalah "Charlie Hebdo" juga diserang para peretas yang meninggalkan pesan dalam bahasa Inggris dan Turki.Ennahda meraih sebagian besar suara dalam pemilihan umum Tunisia pada Oktober lalu dan mencoba membentuk pemerintahan koalisi.
"Untuk merayakan kemenangan partai Islamis Ennahda di Tunisia, Charlie Hebdo mengangkat Muhammad sebagai pemimpin redaksi dalam edisi mendatang," kata majalah itu dalam satu pernyataan.
"Nabi tidak perlu diminta dua kali dan kami berterima kasih," kata pernyataan itu lagi.
Sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (2/11/2011), lantaran kebijakan itu, majalah tersebut mendapat serangan dari sekelompok orang. Polisi setempat mengatakan bahwa penyerang menggunakan bom molotov. Penyerang melempar bom molotov itu ke kantor redaksi pada malam hari. Gara-gara itulah, banyak peralatan yang hancur. "Kami tak lagi memiliki majalah. Semua peralatan sudah hancur," kata seorang editor majalah itu.
Beruntung sejauh ini tak dilaporkan adanya korban luka atau korban jiwa akibat insiden itu.
Selain serangan secara fisik, situs resmi majalah itu juga diserang para peretas yang meninggalkan pesan dalam bahasa Inggris dan Turki.
Tak cuma itu, majalah itu akan berganti nama menjadi Sharia Hebdo. Pemimpin redaksi sekaligus karikaturis majalah mingguan ini, Charb, mengatakan bahwa langkah tersebut tidak ditujukan sebagai provokasi.
Sampul majalah itu untuk edisi berikutnya terbit pada Rabu ini. Sampul itu menggambarkan sosok Nabi Muhammad yang mengatakan "100 cambukan bila Anda tidak tertawa."
Sejatinya, bukan kali ini saja Charlie Hebdo membuat heboh. Pada 2007, majalah ini banyak dikecam umat Muslim karena memuat kartun Denmark yang memvisualkan wajah Nabi Muhammad.
[Sumber: Internasional Kompas]
Ikuti @Smart_Newz