MATEMATIKA MENJAWAB: INIKAH JAWABAN KEBERADAAN TUHAN



Apa yang paling membingungkan di dalam ilmu pengetahuan ialah langkah dalam pencarian angka 1 atau jumlah 1 dari suatu objek.

Dengan kata lain angka 1 di sini ialah yg bermakna sebagai sifat ketunggalan dari suatu objek yg sama sekali tidak terdiri dari penyusun apapun, terlepas dari persepsi manusia tentang jumlah suatu objek, yg sebenarnya secara semu tidak selalu berpengertian sama. 

Dalam sains, jumlah minimum (1) dari suatu entitas benda diukur/dikuantitaskan dalam satuan Quantum.
Contoh: 1 Quantum dari materi cahaya adalah partikel Photon
Sejauh observasi yg telah dilakukan manusia, partikel Photon merupakan golongan partikel elementer yg tidak tersusun dari benda fisik apapun. 

Sedangkan bilangan Nol biasanya disandarkan pada ketiadaan benda gabungan atau non-gabungan yg berjumlah minimal senilai jumlah minimum (1) di suatu posisi yg tak tentu.
Contoh: Setiap harinya 1 ruangan kelas akan diisi oleh 30 siswa yg aktif menghadiri pelajaran, namun ketika sesi belajar telah usai, maka ruangan tersebut tidak akan diisi oleh seorangpun siswa, yg artinya jumlah siswa di kelas tersebut adalah 0. 

Matematika sederhana untuk konsep kuantitatif
1 + 1 = 2
angka 2 yg diikuti variabel, akan diartikan sebagai sebuah benda gabungan/kesatuan yg bersifat majemuk, sebuah kesatuan yg dilihat dari sudut pandang tertentu yg kemudian benda tersebut akan bernilai 1.
Contoh: 1 Manusia merupakan gabungan dari organisme-organisme berukuran mikro (sel), namun 1 sel pembentuk jaringan tubuh manusia bukanlah manusia. 

Matematika sederhana untuk konsep bilangan Nol/None dengan konsep bilangan tunggal Quantum
0 = 0 Nol sama dengan Nol
0 + 1 = 1 Nol ditambah Satu sama dengan Satu
0 + 1 ≠ 0 Nol ditambah Satu tidak sama dengan Nol
0 ≠ 1 Nol tidak sama dengan Satu 

Gw membagi jenis bilangan Nol menjadi dua, N0L Mutlak dan Nol dependen
N0L mutlak dalam artian logis adalah Ketiadaan
Nol dependen dalam artian logis adalah Kekosongan yg timbul akibat ketidakberadaan variabel tertentu 

Secara logis, bilangan Nol mustahil bisa menggenerate/membuat/menciptakan/memunculkan bilangan 1.
Artinya, kekosongan atau ketiadaan mustahil berkemampuan untuk memunculkan benda yg berjumlah minimum (1) ataupun lebih. 

Hanya tersisa 1 option logis, yaitu sejak awal bilangan N0L mutlak tidak pernah ada, dengan kata lain bilangan 1 selalu ada.
Artinya, sejak awal ketiadaan tidak pernah ada, karena objek yg bernilai bukan-Nol selalu ada. 

Syarat keberadaan objek bernilai bukan-Nol:
1. Ketiadaan tidak pernah ada/terjadi
2. Objek yg bernilai bukan-Nol, selalu ada 

=============updated=============
Terdapat beberapa salah kaprah dari para komentator dalam memahami angka Nol yg gw terangkan di thread ini. 

Sekarang akan gw perjelas pemahamannya dengan bantuan asumsi variabel 

Angka menyatakan jumlah, bukan simbolis, bukan variabel.
N0l mutlak menyatakan ketiadaan, pemahaman dalam artian yg sebenarnya, tiada Tuhan dan tiada alam semesta, tiada apapun.
Nol dependen menyatakan kekosongan atas suatu variabel tertentu.
Contoh: 1x – 1x = 0
Diartikan, 0 tersebut mengindikasikan kosongnya variable x akibat proses pengurangan tersebut. Secara matematis, tidak perlu adanya penulisan variabel atas kekosongan jumlah suatu variabel (0x = 0).

=============updated=============
Sekarang akan gw jelaskan maksud dari angka 1. 

Angka 1 menyatakan jumlah singular, dan untuk mengukur jumlah eksistensi secara keseluruhan maka diperlukan satuan kuantum. 

Dalam fisika kuantum, masing-masing dari objek fisik yg eksis di alam semesta memiliki jumlah yg diukur dengan satuan kuantum.
Contoh/misal: Satuan kuantum dari cahaya adalah foton, cahaya yg dipancarkan oleh bulan ke bumi ialah berjumlah sebanyak 1 bilyun foton.
Perhitungannya ialah: 1 bilyun = 1 + 1 + 1 + 1 + … + 1
1 bilyun foton = 1 foton + 1 foton + 1 foton + 1 foton + … + 1 foton 

Apabila dikuantisasi, objek fisik di alam semesta terdiri dari partikel-partikel elementer yg meliputi: foton, gluon, elektron, tau, muon, dll. 

Masing-masing partikel elementer, memiliki jumlah spesifik yg eksis di alam semesta.
Rumusnya:
a foton + b gluon + c elektron + d tau + e muon + …elementer lain… = 1 Universe
a atau b atau c atau d atau e = jumlah spesifik

=============updated=============
Mustahil Nol mutlak terkonversi menjadi eksistensi yg berjumlah minimum (1) apalagi lebih.
0 –X–> 1
; 1x = 1x
; 1y = 1y
; 1x ≠ 1y 

1x + 1y = 1x + 1y 

Konsep konversi atas variabel
Apabila
1x —> 1x
0y —> 1y
Maka, Terdapat dua entitas (variabel), dan satu perubahan (konversi).
; (—>) ≠ (=) , Simbol konversi tidak sama dengan Simbol sama dengan
; 1x —> 1x, tidak terjadi konversi (tidak terjadi perubahan status).
; 0y —> 1y, variabel y berjumlah 1 dimunculkan dari kekosongan/Nol dependen (0y = 0).
Kembali ke konsep awal, mustahil jumlah 0 dapat terkonversi menjadi jumlah 1 dengan sendirinya (independen), karenakekosongan atau ketiadaan mustahil memiliki potensi untuk memunculkan benda berjumlah minimum (1) ataupun lebih. 

Kesimpulan konsep konversi:
Konversi bilangan 0 menjadi 1 tidak terjadi secara independen.
Sebab atas konversi 0y menjadi 1y disebabkan oleh x yg independen, yaitu entitas yg tidak terikat waktu dengan artianselalu ada, Prima kausa.

Fakta keberadaan benda berjumlah bukan-Nol ialah eksistensi alam semesta. 

Namun terdapat masalah yg berbenturan antara fakta riil dengan konsep logis yg telah gw terangkan sebelumnya. Dan itu terletak pada sifat “selalu ada” yang belum tentu atau bahkan mustahil dimiliki oleh alam semesta. 

Faktor yg menyebabkan alam semesta mustahil selalu ada:
- Alam semesta terikat dengan dimensi waktu, yaitu waktu lampau-waktu yg sedang berjalan-waktu yg akan datang. Waktu yg terbilang riil adalah waktu yg sedang berjalan dan waktu yg telah lampau, karena keduanya sedang/sudah terjadi.
- Ada kemungkinan bahwa waktu yg akan datang berjumlah tak terbatas, atau dalam artian logis ialah keabadian. Namun mustahil apabila waktu yg telah lampau berjumlah tak terbatas, dikarenakan secara kuantitatif seharusnya waktu yg telah lampau adalah terhitung/terbatas. 

=============updated=============
Rumus logis:
Simbol (—>) dipakai untuk mengindikasikan konversi/perubahan status.
Untuk persamaan sederhana gw berikan variabel x dan y
; x = Tuhan
; y = Alam
x ≠ y
x ≠ x + y
x + y = x + y 

x —> x + y
x + 0y —> x + y
; x —> x ;tidak terjadi perubahan status (selalu ada) ;tidak terikat waktu
; 0y —> y ;terjadi perubahan status (dulu tidak ada, kemudian ada) ;terikat waktu.

=============updated=============
Gw secara khusus mendefinisikan waktu sbb;
Waktu adalah perubahan segala sesuatu secara periodik, yg kemudian diukur dalam standar satuan interval tertentu (detik, jam, hari, dll). 

Selama tidak terjadi perubahan, maka waktu tidak berjalan (statik).
Waktu yg tidak berjalan, sama dengan tidak ada waktu.

Kesimpulannya:
Alam semesta adalah suatu eksistensi yg muncul.
Ketiadaan mustahil pernah ada/terjadi, karena alam semesta ada/pernah ada.
Ketiadaan mustahil mampu memunculkan alam semesta.
Alam semesta ada.
Mustahil alam semesta “ada” tanpa ada yg memunculkan.
Yang memunculkan alam semesta, adalah keberadaan yg “selalu ada”. 

Gw menyebut “keberadaan/eksistensi yg selalu ada” sebagai Tuhan.

[Sumber: Osserem]