Ada banyak hal yang perlu Anda ketahui sebelum melancong ke Bangkok. Mulai dari kebiasaan warga lokal, transportasi untuk berkeliling, sampai soal ladyboy. Perhatikan 9 hal ini agar liburan berjalan lancar!
Ibukota Thailand ini dibanjiri tempat wisata. Vihara berisi patung-patung Buddha yang sakral, pasar-pasar tradisional, hingga stadion tempat digelarnya Thai Boxing. Tapi, ada beberapa hal yang penting Anda ketahui sebelum melancong ke Bangkok.
Thai adalah bahasa sehari-hari warga Bangkok. Papan nama jalan dan papan petunjuk bertuliskan bahasa Thai yang meliuk-liuk. Tapi tenang saja, di beberapa area turis, bahasa Inggris tertera di bawahnya. Mata uangnya adalah Baht. Saat ini, 1 Baht sekitar Rp 315.
Berikut ini adalah sejumlah hal yang Anda perlu tahu sebelum liburan ke Bangkok yang dihimpun detikTravel, Kamis (18/10/2012):
1. Harus naik apa dari bandara?
Pesawat Anda akan mendarat di antara 2 bandara: Suvharnabhumi atau Don Mueang. Bandara yang kedua itu adalah tempat mendaratnya maskapai AirAsia. Jarak antara keduanya memang cukup jauh, tapi jangan kuatir, tersedia bus khusus dari Bandara Don Mueang menuju Bandara Suvharnabhumi.
Naiklah bus nomor 554. Dari Bandara Suvharnabhumi ke pusat kota, tinggal naik Airport Rail Link menuju berbagai area di Kota Bangkok.
"Selain itu, Anda juga bisa langsung naik taksi dari Don Mueang ke pusat kota. Harganya sekitar 300-400 Baht (Rp 120 ribu)," kata Manajer Tourism Authority Thailand, Ray Indra Nugraha kepada detikTravel.
2. Transportasi keliling Bangkok
Keliling Bangkok bisa naik Skytrain, Metro, taksi, atau kendaraan tradisional yakni tuk-tuk. Selain kendaraan darat, ada juga Chao Phraya Express yang melintasi Sungai Chao Phraya. Jalurnya dibedakan lewat warna bendera mulai dari oranye, kuning, hingga biru. Warna yang terakhir itu merupakan Tourist Boat. Anda bisa naik kapal ini seharga 30 Baht (Rp 9.300) sekali jalan atau 150 Baht (Rp 47.000) seharian.
Kendaraan sungai lainnya adalah Saen Saep Express Boat yang melaju di Kanal Saen Saep. Kapal ini sering digunakan oleh pekerja kantoran untuk menghindari macet di jalanan.
Kalau traveling bersama keluarga, ada satu kapal yang cocok untuk Anda. Namanya River Taxi, tersedia hampir di tiap dermaga sungai. Harganya memang lumayan mahal, 500 Baht (Rp 156.000) per jam. Kapal ini bisa memuat 8-10 orang. Ssst, setelah 30 menit pertama, cobalah negosiasi ulang harga kapal ke kaptennya!
3. "Sawasdee"
Wai adalah ucapan salam tradisional Thailand. Caranya mudah. Satukan kedua tangan Anda di depan dada seperti akan salam. Membungkuklah, lalu ucapkan Sawasdee. Bisa berarti "halo", "selamat datang", sekaligus "selamat tinggal".
"Kalau pria mengucapkan 'Sawadi kap', kalau wanita mengucapkan 'Sawadi kha'. Artinya 'Halo', 'Selamat Datang' sekaligus 'Selamat Tinggal'," kata Indra.
Wai biasa dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada mereka yang lebih tua. Wai juga biasa dilakukan untuk mengucapkan "terima kasih" kepada siapa saja.
Di Bangkok, setiap orang adalah keluarga. Perempuan di restoran itu adalah kakak Anda, coba panggil dia "Nong". Supir taksi tersebut adalah paman Anda, maka panggil dia "Loong". Wanita penjual Tom Yum itu adalah bibi Anda, cobalah panggil dengan "Bpaa".
4. Awas pemerasan!
Tuk-tuk adalah kendaraan favorit turis. Tapi tahukah Anda, warga lokal hanya menggunakan tuk-tuk untuk membawa belanjaan dari pasar. Walaupun tampak asyik, Anda juga harus selektif memilih tuk-tuk.
Beberapa supir tuk-tuk dan supir taksi sudah bekerjasama dengan berbagai toko suvenir. Ini adalah salah satu bentuk pemerasan yang marak di Bangkok. Bisa-bisa Anda dibawa ke sebuah tempat antah-berantah, dipaksa membeli barang yang harganya mahal, lalu supir pun mendapat komisinya.
Tapi secara umum, taksi di Bangkok adalah aman. Cegatlah taksi yang menggunakan argo. Tapi terkadang di beberapa tempat ramai seperti Siam dan Silom, supir taksi seringkali tak mau menuruti ke mana tujuan Anda. Mereka tak mau terjebak macet!
5. Hello, Ladyboy
Akrab dengan istilah "ladyboy"? Nah, hal ini berawal dari kepercayaan Buddha akan reinkarnasi dan karma. Orang yang melakukan perbuatan kurang baik di masa lalu, mungkin harus menjalani karma di kehidupan sekarang.
"Warga Thailand menganggap ladyboy adalah orang yang sedang menjalani karmanya. Warga lokal memilih untuk tidak mengganggu mereka, agar karma kita pun tidak buruk di kehidupan mendatang," jelas Indra.
Hal lain yang penting untuk diketahui adalah banyaknya gay dan lesbian di Bangkok. Eksistensi kaum homoseksual di Bangkok bukanlah hal baru. Mereka punya festival tahunan yang cukup besar. Malam hari, mereka biasa berkumpul di Soi 4. Kawasan ini disebut "Pink Triangle of Gay Nightlife Spots." Para pria, hati-hati kalau lewat sini ya!
6. Norma dan kepercayaan Buddha
Mayoritas penduduk Bangkok menganut agama Buddha. Tiap patung Buddha di dalam kuil mereka adalah sakral. Oleh karena itu, penting bagi wisatawan untuk menghormati tempat beribadah mereka.
"Anda wajib berpakaian sopan saat mengunjungi kuil, misalnya Grand Palace. Hal ini juga berlaku saat Anda memasuki gereja atau masjid. Tentunya kita tidak memakai pakaian yang kurang sopan seperti baju lengan buntung dan celana pendek," tutur Indra.
Sebelum masuk, lepas alas kaki dan menunduklah di pintu masuk. Kalau sedang dihelat upacara keagamaan, jangan sampai jepretan kamera Anda mengganggu mereka yang sedang beribadah. Jangan pula berpose aneh-aneh saat berfoto dengan patung Buddha!
Haram hukumnya bagi biksu untuk menyentuh wanita, begitu pun sebaliknya. Kalau Anda seorang traveler wanita dan ingin memberi sesuatu kepada biksu, lebih baik diberikan melalui pria. Anda juga bisa menaruhnya di kain yang dibentangkan biksu.
7. Kepala dan kaki
Kepercayaan agama Buddha, kaki adalah bagian paling kotor dari seluruh badan, sementara kepala adalah bagian paling suci. Oleh karena itu, haram hukumnya untuk menyentuh kepala seseorang, apalagi mengacak-acak rambutnya. Jangan duduk sambil mengangkat kaki, apalagi ke arah wajah orang lain.
8. Hormati Raja
Oh ya, warga Thailand sangat menghormati Raja mereka. Foto Raja sangat dihormati di sana, maka jangan dibuat bahan candaan.
"Jangan menginjak uang yang ada foto Raja. Jangan pula mengkritik atau berkata negatif tentang Raja dan keluarga Kerajaan Thailand," pesan Indra.
9. 555!
Tunjukkanlah sikap bersahaja dan bersahabat selama perjalanan. Senyum juga boleh ditebar secara cuma-cuma. Cobalah berkenalan dengan warga setempat. Jangan lupa minta akun Facebook atau Twitter-nya. Silaturahmi, apa salahnya?
Kalau sudah pulang lagi ke Indonesia, tulislah sesuatu di wall Facebook mereka. Cobalah ketik 555 untuk ekspresi tertawa. Angka 5 dalam bahasa Thai dibaca "ha". Paham kan? 555!
Ikuti @Smart_Newz