Ada dua faktor ketidaklulusan siswa dalam ujian nasional (UN) tahun 2012. Nilai rata-rata yang di bawah 5,5 dan atau salah satu atau lebih nilai mata pelajaran bernilai kurang dari empat.
Kedua faktor tersebut diungkap oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, saat berdiskusi dengan media di gedung Kemdikbud, Kamis (24/05).
Dari pemetaan hasil UN, diketahui sebanyak 5301 siswa atau 69,94 persen dari total ketidaklulusan adalah dikarenakan rata-ratanya tidak mencapai 5,5. Sedangkan 30,06 persen atau 2.278 siswa lainnya dikarenakan ada satu atau lebih mata pelajaran yg kurang dr 4.
"Rata-rata yang tidak mencapai nilai 5,5 atau ada mata pelajaran yang tidak mencapai nilai 4 itu bisa juga dikarenakan nilai ujian sekolah siswa tidak lengkap," katanya.
Mendikbud menyampaikan, jumlah ketidaklulusan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 1.994 siswa atau 5,50 persen. Disusul Provinsi Gorontalo dalam jumlah persentase 4,24 persen.
Berdasarkan hasil UN ini, Kemdikbud telah melakukan pemetaan kompetensi, baik untuk kepentingan publik maupun internal. Mendikbud menegaskan, kelulusan UN ini tidak serta merta menyatakan siswa lulus sekolah. "Misalnya ada siswa yang melakukan tindak kriminal sehabis UN, keputusan sekolah untuk meluluskan atau tidak meluluskannya," ujarnya.
Selain itu, hasil UN juga mendukung pemetaan yang dilakukan guna menentukan intervensi apa yang akan dilakukan pada setiap sekolah. "Mulai dari perbaikan infrastruktur sampai bantuan untuk siswa," katanya.
Pengumuman akan dilakukan pada tanggal 26 Mei 2012. Kewenangan ada di sekolah untuk mengumumkan. Mendikbud meminta sekolah untuk mengkoordinasikan pengumuman kelulusan secara positif. "Jangan sampai momen tersebut digunakan untuk yang negatif seperti coret-coret baju," katanya.
[Sumber: Kemdikbud]
Ikuti @Smart_Newz