Warga Kristen Koptik Mesir berdemonstrasi di luar gedung radio dan televisi di Kairo Pusat, Selasa (8/3/2011)
Pertikaian antarwarga berbeda agama di Mesir cuma berbuah petaka. Hasilnya, bentrok pengunjuk rasa penganut Kristen Koptik versus aparat keamanan hanya menghasilkan kematian 24 orang. "Kalau penganut Islam dan Kristen Koptik tak rukun, hal itu adalah ancaman keamanan negara Mesir," kata Perdana Menteri (PM) Mesir Essam Sharaf.
Penganut Kristen Koptik selama ini mengeluhkan adanya diskriminasi termasuk dalam hal izin pembangunan gereja, yang harus mendapat persetujuan presiden.Menurut warta AP dan AFP pada Senin (10/10/2011), komentar PM Essam muncul usai sidang kabinet darurat. Sementara setelah diberlakukan semalam, akhirnya jam malam dicabut pada Senin ini, pukul 07.00 pagi waktu setempat.
"Ancaman paling serius terhadap keamanan negara adalah upaya mengoyak kesatuan, serta upaya memantik pertikaian antara putra bangsa Mesir baik Muslim maupun Kristen," ujar PM Sharaf dalam pidatonya.
Kerusuhan seperti terjadi Minggu (9/10/2011) malam, menurut PM Sharaf juga merusak hubungan antara rakyat dan tentara.
Bentrok terjadi setelah aksi protes di Kairo mengkritik serangan terhadap sebuah gereja di Provinsi Aswan pekan lalu. Dalam kejadian itu, warga Muslim ikut terlibat.
Sementara sebelumnya, siaran televisi Mesir juga menunjukkan gambar-gambar peserta protes bentrok dengan aparat disertai rekaman kendaraan militer yang dibakar di luar gedung televisi nasional. Lokasi itu merupakan tempat para peserta protes melakukan aksi duduk.
Di Mesir, penganut Kristen Koptik menempati 10 persen populasi. Para pengunjuk rasa Kristen Koptik itu menuding pemerintahan militer yang kini berkuasa melakukan pembiaran terhadap pelaku penyerangan rangkaian aksi rusuh anti-Kristen.
Muslim Membela
Ribuan orang, sebagian besar pemeluk Kristen tapi ada juga penganut iman lain, bergabung dengan aksi protes tersebut dari distrik Shubra di utara Kairo menuju gedung TV milik pemerintah di Lapangan Maspero. Mereka menuntut pemecatan Gubernur provinsi Aswan. Mereka juga menuding pemberitaan TV justru menyulut sikap anti-Kristen.
Belakangan peserta aksi mengatakan mereka diserang oleh orang-orang dengan baju preman sebelum bentrok dengan tentara terjadi.
Menurut laporan para wartawan banyak warga Muslim justru keluar dan ambil posisi membela warga Kristen dari serbuan tentara serta ikut memprotes militer yang terus memegang tampuk kekuasaan di negara itu.
Penganut Kristen Koptik selama ini mengeluhkan adanya diskriminasi termasuk dalam hal izin pembangunan gereja, yang harus mendapat persetujuan presiden.
Sementara, Mesir juga hanya mengakui adanya perpindahan pemeluk agama dari Kristen ke Islam, tidak sebaliknya.
[Sumber: InternasionalKompas]
Ikuti @Smart_Newz