BERDUKA, DINASTI KORUT SEGEL DIRI


Foto : Jenazah Kim Jong Il terbungkus selimut merah (AFP)

DANDONG - Korea Utara (Korut) yang saat ini masih mengadakan masa berkabung nasional tampak mengisolasi dirinya. Kecurigaan akan pembangunan senjata nuklir di negeri komunis itu pun muncul.

Meski Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Hillary Clinton mendesak Korut agar berjalan di jalur perdamaian. Para diplomat dan pengamat mencoba untuk menganalisa, apa yang akan terjadi di Korut setelah Kim Jong Il wafat dan bagaimana pula sepak terjang Kim Jong Un yang saat ini menjadi Pemimpin Korut.

Negeri komunis itu juga tampak menutup wilayah perbatasannya setelah Kim Jong Il wafat. Beberapa orang pun tampak berkeliaran di Kota Dandong yang menjadi perbatasan China dan Korut. Hanya China-lah selama ini yang menjadi mitra dagang aktif Korut.

"Kami tidak dapat masuk karena Kim Jong Il wafat. Seluruh pintu perbatasan ditutup dan seluruh warga Korut juga terpaksa pulang ke rumahnya. Penjagaan wilayah perbatasan sangat ketat," ujar seorang pedagang China Yu Lu yang saat ini ada di Korut, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/12/2011).

"Kami khawatir akan penutupan wilayah perbatasan itu pada saat ini karena adanya masa berkabung nasional. Tidak ada seorang pun yang mau terjebak di dalam Korut," tambahnya.

Kim wafat karena serangan jantung pada Sabtu pekan lalu, namun berita kematiannya tersiar dua hari mendatang. Korut pun mengadakan masa berkabung nasional hingga 29 Desember mendatang. Kim juga akan disemayamkan pada 28 Desember.

Sekira 200 orang tamu tercatat dalam undangan prosesi pemakaman Kim. Nama Kim Jong Un tercatat di urutan teratas dari daftar nama itu. Prosesi pemakaman Kim juga tidak boleh dihadiri oleh para perwakilan asing. Bendera setengah tiang juga tampak berkibar di sekeliling kota di Korut.