MENURUT PRESIDEN JERMAN "CHRISTIAN WULFF" INDONESIA PANTAS JADI TELADAN BAGI DUNIA




Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff mengaku kagum dengan keberagaman agama di Indonesia. Bahkan dari keragaman itu, Indonesia bisa menjadi teladan bagi dunia.

Berikut wawancara Reporter SCTV, Valerina Daniel, dengan Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff, Kamis (1/12):

Pada pidato 3 Oktober, Anda menyebutkan Indonesia pada saat membicarakan Islam. Padahal kata Indonesia tidak ada pada teks. Apa ada yang menarik di Indonesia dengan keberadaan Islamnya?

Jawab: 
Saya ingin menunjukan kepada warga di Jerman dan Eropa bahwa negara seperti Indonesia dan Brazil, terutama Indonesia, ada perkembangan menarik karena memiliki jumlah penduduk besar dengan mayoritas Islam dan memiliki banyak sumber daya alam. Kita melihat misalnya di Afrika Utara sedang terjadi perubahan. Menurut saya, negara seperti Indonesia dan Turki dapat menjadi teladan bagaimana suatu negara berdemokrasi dan berhasil di bidang ekonomi dapat berkembang sangat baik.

Jerman memiliki empat juta muslim, bahkan pemain sepakbola ada yang Islam. Bagaimana kehidupan beragama di Jerman?

Jawab:
Satu keberhasilan contohnya tim sepakbola (Jerman). Pemain sepakbola muslim Jerman punya orangtua yang dilahirkan di negara lain, dan ini contoh keberhasilan mengingat ada sekitar 4 juta penduduk Islam di Jerman. Di negara kami, dibangun masjid, di universitas dididik para imam, dan agama Islam juga diajarkan di sekolah-sekolah. Ini sebuah kebebasan memilih dan menghidupkan agama dan kepercayaannya masing-masing yang telah tercantum dalam undang-undang dasar Jerman.

Islam dan demokrasi bisa beriiringan dengan baik? Apakah Indonesia bisa jadi gambaran?

Jawaban:
Di dunia ini tidak ada perdamaian jika tidak ada perdamaian di antara agama dan sangat penting untuk mengingat persaudaraan dan solidaritas. Kita harus mengakui bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dan itu harus diperhatikan dan dihargai. Di Indonesia seperti juga di Turki, agama dan negara dipisahkan, dan orang bisa memilih agama dan kepercayaannya dan bebas dalam keputusannya itu. Ini bisa menjadi teladan bagi dunia. Saya ingin memprosmosikan hal itu dalam pertemuan aliansi kebudayaan di Qatar yang diikuti 100 negara.


[Sumber: BeritaLiputan6]