Ilustrasi (Foto: Reuters)
CALIFORNIA - Karyawan yang berkicau di Twitter atau update status di Facebook mereka, dengan mengatakan 'Saya mengalami hari yang buruk di kantor' bisa menghadapi resiko kehilangan pekerjaan. Hal itu disampaikan oleh seorang pengacara ketenagakerjaan terkemuka, Paula Whelan.
Paula Whelan dari firma hukum Shakespeare mengatakan, masalah pemecatan itu bisa terjadi jika seorang karyawan menulis apa pun yang terkesan negatif tentang atasan mereka. "Karyawan berpikir mereka 'antipeluru' ketika memposting sesuatu di Facebook atau Twitter. Tapi jika mereka mengatakan sesuatu yang buruk tentang atasannya, maka bos di perusahaan bisa memakai hak hukumnya untuk melakukan pemecatan," jelas Whelan, seperti dilansir Telegraph, Senin (20/2/2012).
"Dengan memposting sesuatu yang terkesan negatif tentang pekerjaan di media sosial, itu melanggar hubungan kepercayaan dan keyakinan antara atasan dan karyawan, sehingga perusahaan berhak memecat mereka," tambahnya.
Menurut Whelan dan pengacara lainnya, bagaiamana atasan mengontrol media sosial oleh karyawan mereka dan memanfaatkannya untuk menilai calon karyawan, merupakan salah satu masalah hukum pekerjaan terbesar saat ini.
Salah satu bukti nyata dari kasus ini adalah John Flexman, seorang eksekutif di sebuah perusahaan dipaksa berhenti dari pekerjaannya. Masalah ini bermula ketika Flexman membuat marah atasannya, dengan menaruh CV lewat online dan iklan serta menyatakan bahwa dia tertarik dengan peluang karir yang lain.
Sedangkan yang terbaru adalah David Rowat, pria ini juga dipecat setelah mengeluh tentang pekerjaannya di jejaring sosial. Setelah menikmati liburan, lewat wall Facebook-nya dia mengatakan, 'Kembali ke kekacauan yaitu bekerja'.
Seorang juru bicara perusahaan tempat Rowat bekerja mengatakan, 'Kami mengangap masalah seperti ini sangat serius dan tindakan ini (pemecatan) silakukan setelah penyelidikan internal yang melibatkan banyak faktor dan peristiwa."
Ikuti @Smart_Newz