PEMBAKARAN KITAB SUCI MENGANDUNG PESAN PROVOKATIF


Kitab suci Alquran (Foto: Calgary Herald)

KABUL - Insiden pembakaran dan pembuangan Alquran di sebuah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan berbuntut panjang. Seorang pejabat militer AS mengatakan bahwa kitab suci yang dibakar itu menyisipkan pesan esktrimis.

Sebelumnya pekerja pangkalan militer di Bagram menemukan Alquran di dalam tong sampah, bersamaan dengan tumpukan buku. Beberapa kitab suci umat Islam itu ternyata sudah ada yang terbakar dan sepertinya memang sengaja dibakar.

Seorang pejabat militer AS yang mengetahui pembakaran Alquran itu mengaku bahwa isinya mengandung pesan yang cukup keras.

"Alquran dan bacaan Islam lainnya (yang dibakar) digunakan untuk memicu tindakan ekstrimisme. Para tahanan Parwan ternyata menulis dokumen itu untuk menyampaikan pesan provokatif," jelas seorang pejabat militer AS yang tidak diketahui namanya itu, kepada CBS News, Rabu (22/2/2012).

Entah apakah pengakuannya ini benar atau tidak. Tetapi kepada CBS News, pejabat militer AS itu memang mengetahui insiden yang saat ini memicu protes besar dari warga Afghanistan.

Sebelumnya Komandan Pasukan North Atlantic Treaty Organization (NATO) Jenderal John Allen telah meminta maaf atas kejadian ini. Dirinya menilai insiden itu adalah tindakan ketidaksengajaan.

"Itu semua kesalahan. Saat kami tahu tentang kejadian itu, kami langsung menghentikannya dan akan melakukan proses penyelidikan," ucap Allen.

Bahkan pihak Gedung Putih dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta juga menyampaikan permintaan maafnya kepada Afghanistan. Mereka sadar bahwa kejadian ini dapat mengancam hubungan dari kedua negara yang terus mengalami pasang surut.