TIDAK TAHAN DENGAN SAKIT GIGI, DORIAN THOMSON GANTUNG DIRI




Seorang mantan model nekat gantung diri gara-gara menderita sakit gigi yang berkepanjangan. Pria bernama Dorian Thomson (41 tahun), yang bekerja sebagai model dan art director di sebuah perusahaan fashion Jepang menderita Ehlers-Danlos Syndrome yang menyebabkan eleastisitas di otot dan jaringan sendi meningkat.

Dan kesaksian di Pengadilan Coroner Westminster menyebutkan bahwa Thomson menderita sakit gigi di setiap giginya selama enam tahun dan dia percaya sakit itu dipicu dari kunjungannya ke dokter gigi sebagaimana dikutip dari Dailymail, Kamis (16/2).

Temannya Ross Illingworth mengatakan kepada pengadilan bahwa karena kondisinya itu Thomson menjadi kurang tidur dan kurang nutrisi karena ia tidak bisa makan dengan benar akibat giginya yang sakit itu. “Dia merasa sangat sakit, hampir semua rahangnya menderita sakit gigi yang tanpa henti … Selama beberapa tahun terakhir dia mencoba morfin”.

Illingworth (41 tahun), yang sudah berteman dengan Thomson selama sepuluh tahun itu mengatakan, ia telah membantunya mengumpulkan bukti mengenai orthodontistry yang membuat giginya mengalami sakit berkepanjangan.

Illingworth bertemu dengan Thomson pada 7 Desember tahun lalu, namun saat tiba di flat temannya itu di Maida Vale, ia malah menemukan Thomson gantung diri. “Dia sangat menikmati kehidupan sosial dan kegiatan sosial. Sebelumnya ia model dan dan sejumlah besar pekerjaan yang bersifat sosial”.

Thomson memang pernah berusaha mengakhiri hidupnya dengan overdosis. “Aku bicara dengan Dorian tentang hal itu, ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya”.

“Dia mengalami rasa sakit lebih dari siapa pun yang bisa membayangkannya selama sekitar enam tahun,” ia menambahkan.

Selain itu, setiap giginya sakit akibat menderita gangguan sendi temporomandibular. “Ini berarti bahwa tidak ada dukungan dari rahangnya dan sendi rahangnya sudah lelah”.

Pada saat kematiannya, katanya, Thomson telah menjadi antisosial akibat serangan rasa sakit. Thomson diduga bunuh diri dengan menggantung diri sementara pikirannya sedang terganggu. Menurut Ahli Forensik Dr William Dolman, Thomson menderita sejumlah masalah medis serius. Dia memiliki gangguan genetik EDS dan perawatan ortodontiknya tidak berhasil.

“Dia seorang pria yang menderita, nyeri konstan selama bertahun-tahun … Dia jelas pernah menjadi manusia yang sangat sukses, supel, tapi kalah ke dalam dirinya sendiri … dia memiliki masalah dengan pengobatan dengan orthodontik yang tidak berhasil”.

Illingworth mengatakan di luar pengadilan bahwa Thomson telah menjalani pengobatan untuk menyetel kembali rahangnya. “EDS dipicu oleh perawatan ortodontik dan ketika itu salah, ahli ortodontik meninggalkannya dan menolak untuk berurusan dengan dia lagi. Sedangkan ortodontis lain menolak untuk merawat dia dan kondisinya memburuk.”

“Kami percaya ada kegagalan sistematis dalam pengetahuan EDS. Kita harus meningkatkan pengetahuan tersebut dan mengujinya untuk itu sebelum dilakukan orthodontistry atau berbagai bentuk operasi. Itu keinginan Dorian itu, harusnya tak ada lagi orang yang mengalami hal sama”.