Pembajak Somalia (Foto: Getty Images)
MOGADISU - Perompak Somalia miliki cara baru dalam menjalankan aksi pembajakan mereka. Demi mendapatkan uang tebusan, para perompak memotong lengan kapten kapal yang dibajak bila uang tebusan yang mereka minta tidak dipenuhi.
Taktik baru yang menyeramkan ini digunakan pada Jumat 20 Januari lalu. Saat itu, seorang kapten kapal asal Vietnam harus merelakan lengannya putus, karena pemilik kapal enggan membayar tebusan.
Kapten Chao-I Wu harus kehilangan tangan kanannya usai gagalnya negosiasi untuk membayar uang tebusan sebesar USD3 juta atau sekira Rp26,8 miliar (Rp8.955 per USD). Akibatnya, kapal nelayan Shiuh Fu-1 tidak dapat dibebaskan dan kapten kapal terpaksa kehilangan lengannya.
Usai memotong lengan para pembajak menyuruh anak buah dari Kapten Wu untuk menelpon keluarga mereka dan menceritakan apa yang telah terjadi.
"Kami mengizinkan anak buah kapal untuk menelpon anggota keluarga dan menggambarkan peristiwa pemotongan lengan kapten kapal. Mereka (ABK) memohon kepada keluarganya untuk membayar uang tebusan," tutur pihak perompak kepada sebuah media Somalia, seperti dikutip AFP, Kamis (26/1/2012).
"Ini menjadi peringatan kepada pemilik kapal dan keluarga ABK. Bila pemilik kapal tidak membayar tebusan, kami akan membayar kru lain," lanjut pernyataan itu.
Kebenaran mengenai pemotongan lengan dari kapten kapal Shiuh Fu-1 itu dipastikan oleh Suratkabar Vietnam Tuoi Tre News. Menurutnya, seorang ABK bernama Tran Van Hung mengaku kepada ayahnya, bahwa lengan kapten kapal itu dipotong oleh para pembajak.
Kapal nelayan FV Shiuh Fu-1 yang dimiliki Taiwan, sudah ditahan oleh perompak Somalia selama dua tahun. Kapal dengan 26 kru tersebut, dibajak di utara Madagaskar pada 25 Desember 2010.
Ikuti @Smart_Newz