Red Giant (foto : Google)
WASHINGTON - Sekelompok ilmuwan internasional telah meneliti rotasi sebuah bintang tua bernama 'Raksasa Merah'. Mereka menemukan kenyataan bahwa dari luar, Raksasa Merah terlihat berputar pelan, tapi bagian intinya berputar 10 kali lebih cepat dari bagian luarnya.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang hal yang akan terjadi pada Matahari setelah 5 miliar tahun.
"Inti sebuah bintang menentukan bagaimana dia berkembang, dan pengetahuan mendalam tentang rotasi sebuah bintang membantu kita memahami hal yang dapat terjadi seiring makin tuanya Matahari kita," kata Profesor Tim Bedding dari School of Physycs di University of Sidney.
Para ilmuwan menggunakan teleskop Kepler milik NASA untuk mengamati proses penuaan Raksasa Merah dan mengungkap penemuan mereka mengenai perbedaan rotasi antara inti dan bagian terluar bintang tersebut.
Dilansir melalui MachineLikeUs, Rabu (14/12/2011), tim yang dipimpin oleh Paul Beck dari Leuven university di Belgium, mengalisa gelombang di dalam bintang, yang terlihat sebagai suatu variasi ritmik pada cahaya permukaan bintang itu. Rotasi bintang hanya sedikit mempengaruhi frekwensi gelombang sehingga membuat mereka harus menghabiskan waktu 2 tahun, untuk secara rutin mengambil data lewat teleskop Kepler.
"Raksasa Merah awalnya merupakan bintang serupa Matahari kita, namun seiring penuaannya, lapisan terluar bintang itu mengembang lebih dari 5 kali lipat ukuran normalnya, lalu mengalami pendinginan yang signifikan sehingga membuatnya terlihat merah," terang Dr Dennis Stello, dari School of Physics di University of Sidney.
"Hal yang sebaliknya terjadi pada bagian inti Raksasa Merah. seiring dengan kontraksi yang terjadi padanya, inti tersebut menjadi makin panas dan padat," tambahnya.
Ikuti @Smart_Newz