Foto : Jembatan Kutai Kartanegara (pembaca okezone)
JAKARTA - Runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) ditengarai akibat kesalahan saat proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Jembatan tersebut runtuh total pada 26 November 2011.
Dua dari 11 anggota tim ahli jembatan Kukar yang berasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hidayat Soegihardjo dan Priyo Suprobo mengungkapkan, sebelum runtuh, diidentifikasi telah terjadi keretakan, perkaratan, dan kerusakan di beberapa bagian konstruksi jembatan. Maka, lanjut Hidayat, runtuhnya jembatan gantung terpanjang di Indonesia ini merupakan akumulasi dari beberapa faktor.
Hidayat yang merupakan dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS ini juga menambahkan, material yang digunakan sebagai bahan pembuatan jembatan tidak memenuhi standar. ''Material yang digunakan adalah FCD 60 atau besi tuang yang memilki ketahanan impak rendah,'' kata Hidayat seperti dilansir dari ITS online, Jumat (13/1/2012).
Tidak hanya itu, ternyata juga terjadi kelalaian dalam proses pelaksanaan. Dia menyebutkan, kontraktor jembatan tidak melaksanakan uji geser, uji fatik, dan uji impak sebagaimana mestinya. "Pengembang juga tidak melakukan data proses monitoring saat pembangunan awal," ujar Hidayat.
Hidayat menuturkan, pemicu runtuhnya jembatan Kukar diduga akibat putusnya hanger (penghubung antar batang) nomor 13 jika dihitung dari pylon (menara penyangga) arah Tenggarong. Putusnya hanger ini terjadi saat proses jacking (proses pengangkatan jembatan).
"Akibatnya, ketahanan jembatan berkurang, sehingga dalam waktu 20 detik jembatan Kukar ambruk. Setelah runtuhnya hanger, terjadi efek domino dalam waktu 20 detik,'' tuturnya.
Argumentasi Hidayat didukung pernyataan Probo. Menurutnya, runtuhnya jembatan Kukar karena kurangnya perawatan. ''Seharusnya, setiap tahun dilakukan checking (pemeliharaan) dengan biaya minimal dua persen dari biaya awal,'' kata Probo menjelaskan.
Probo menyebutkan, walaupun jembatan Kukar runtuh, apresiasi harus tetap diberikan terhadap karya asli putra Indonesia tersebut. ''Di antara tiga jembatan bentang panjang yang ada, jembatan Kukar menjadi salah satu karya luar biasa anak bangsa,'' ujarnya.
Dosen Teknik Sipil ini juga menambahkan, runtuhnya jembatan Kukar tidak akan menghentikan pembangunan jembatan bentang panjang di Indonesia. ''Ini akan kami jadikan pelajaran supaya pembangunan jembatan bentang panjang selanjutnya dapat lebih sempurna,'' kata Probo.
Ikuti @Smart_Newz