Berbicara mengenai otak manusia, selama ini kita hanya berbicara otak kanan dan kiri yang kerjanya agak berlawanan. Yang satu mengarah ke logika, dan yang satunya lagi ke rasa. Kita jarang membahas otak tengah, yang kalau dimanfaatkan, justru dampaknya sama dahsyatnya jika kedua belahan otak kiri dan kanan bekerja sinergis.
Perkembangan otak tengah (mesencephalon) mengalami perkembangan yang sangat pesat saat pembentukan janin. Pada fase awal, otak tengah bayi lebih dominan, sehingga sering disebut kalau bayi itu jenius. Namun dalam pertambahan umur, otak tengah jadi kurang aktif. Dalam perkembangan lebih lanjut, otak manusia lebih didominasi suatu dari bagian otak, kiri atau kanan
Secara umum, otak tengah berfungsi sebagai super controller yang dapat mengatur keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri. Tapi pada kenyataannya, saat dewasa, kebanyakan otak tengahnya tertidur alias tidak aktif. Padahal otak tengah dapat meningkatkan daya ingat, daya tangkap, dan konsentrasi seseorang.
Jika otak tengah aktif, keseimbangan kinerja otak kanan dan kiri dapat tercapai dan akan berpengaruh pada kemampuan mental dan karakter seseorang menjadi tenang. Karena otak tengah ini menyetabilkan emosi, membantu dan menjaga produksi hormon tubuh, daya tahan tubuh lebih baik sehingga tidak mudah sakit, serta perasaan selalu santai dan senang.
Kemampuan Lebih
Otak tengah tidak saja bisa diaktifkan secara manual, tetapi juga aktif secara alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan lebih. Misalnya, tunanetra yang bisa “melihat” dimungkinkan otak tengah aktif secara alami.
Otak tengah sudah lama masuk penelitian medis kedokteran. Penelitian otak tengah berhubungan dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga tetha) yang dikenal bisa mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan nyaman.
Sesuai penamaan, otak tengah terletak di posisi tengah antara otak kanan dan otak kiri. Otak tengah mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Di dalam kandungan, ukuran otak tengah, jika dibandingkan dengan otak bagian lain, paling dominan. Bahkan, bayi dalam kandungan diduga dapat melihat keluar rahim ibunya.
Efek yang Berbeda
Efek-efek yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan bermacam-macam dan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Misalnya, ada yang dominan dengan instuisinya, seperti bisa memprediksi kejadian masa mendatang, membaca warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.
Ada efek ajaib yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan. Salah satunya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, menebak kartu. Mewarnai tanpa melihat, dan lainnya. Namun, efek di sini tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak menjadi pesulap atau cenayang. Sekali lagi metode tutup mata dimaksudkan untuk melatih otak tengah yang telah diaktifkan agar tidak tertidur lagi.
Jepang telah melakukan aktifasi otak tengah terhadap siswa – siswinya 40 tahun yang lalu, Malaysia 5 tahun yang lalu, sementara di Indonesia baru memulainya. Salah satu cara aktifasi otak tengah dikembangkan GMC (Genius Mind Consultansy) dengan metode mutakhir yang dilakukan dengan bantuan computer. Cara ini diklaim mampu mengaktifkan otak tengah anak mulai umur 5 – 15 tahun dengan tingkat keberhasilan metode ini 90 %.
Sayang, biaya aktifasi otak tengah yang relative mahal bisa menjadi kendala dikalangan masyarakat menengah sampai bawah. Nah, semestinya, hasil penelitian yang sudah teruji dan terbukti itu direspon pemerintah , baik melalui departemen pendidikan nasional maupun dinas kesehatan.
Ikuti @Smart_Newz