Maladewa
TIDAK semua yang ada di dunia ini abadi. Pulau-pulau di bawah ini, dalam beberapa waktu ke depan berisiko tenggelam di bawah laut akibat pemanasan global.
Kunjungi pulau-pulau ini sebelum tenggelam dan keindahannya hilang ditelan laut. Pulau-pulau apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip Budgettravel:
Venesia, Italia
Venesia, Italia adalah sebuah kota yang terdiri dari 118 pulau-pulau kecil yang dihubungkan dengan 400 buah jembatan dan dibagi menjadi enam distrik, masing-masing tiga distrik di seberang Grand Canal. Banjir telah menjadi bagian dari Venesia terutama di musim dingin selama ratusan tahun, namun sejak pertengahan abad ke-20 frekuensi banjir telah meningkat secara dramatis.
Antara 1931 dan 1945, kota ini mengalami delapan banjir yang serius. Dalam dekade terakhir abad ke-20 telah terjadi 44 kali banjir dan pada 2009 menjadi 200. Klimatologis memerkirakan bahwa permukaan laut akan naik 21 inchi pada akhir abad ke-21, dan kota ini juga semakin tenggelam sebanyak 9 inchi pada pondasi kayunya.
Pemerintah telah meresmikan proyek MOSE, yang akan selesai pada 2014. Proyek ini merupakan pembuatan sistem gerbang berjalan yang akan mengisolasi Laguna Venesia dari Laut Adriatik hingga tiga meter. Namun, para ahli dan ilmuwan tidak yakin gerbang tersebut dapat mencegah Venesia dari bencana hanyut bertahun-tahun nanti.
Karena itu, saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengunjungi Venesia. Kelilingi kota ini dengan perahu, sambil menikmati kopi atau es krim khas italia, gelato menuju Piazza San Marco setelah mengunjungi kubah emas Basilika. Nikmati koleksi seni di Galleria dell'Accademia dan Peggy Guggenheim.
Kepulauan Maladewa
Kepulauan Maladewa terdiri dari 1.190 pulau koral dan pasir yang terbagi dalam 26 atol dan membentang sejauh 822 kilometer di Samudra Hindia. Akibat perubahan iklim, 80 persen lahan kepulauan menjadi hanya terletak kurang dari tiga meter di atas permukaan laut dan diprediksi air laut akan naik sebanyak 1 meter pada akhir abad ini dan menenggelamkan pulau-pulau tropis indah ini.
Setiap tahunnya, negara pulau yang indah ini menarik 500.000 wisatawan. Untuk melindungi alamnya yang indah, pemerintah Maladewa hanya mengizinkan wisatawan mengunjungi 11 dari 26 atol yang ada di sini. Semua aktivitas di Maladewa berhubungan dengan laut, mulai snorkeling dan diving, bersantai di tepi pantai, atau memanjakan diri di banyak spa, salah satunya spa bawah laut yang menyediakan pemandangan ikan-ikan langsung. Kunjungan ke Maladewa cukup mahal, namun sebanding dengan keindahan yang dapat dilihat, apalagi pulau ini terancam akan hilang beberapa tahun lagi.
Tuvalu
Tuvalu merupakan bagian dari sembilan pulau Polynesia yang terletak di Samudra Pasifik, antara Australia dan Hawaii. Dengan luas hanya 10 mil persegi, dan peningkatan permukaan air laut rata-rata lebih dari 1 meter, Tuvalu adalah negara terkecil keempat di dunia, dan terendah kedua (setelah Maladewa).
Diprediksi di abad berikutnya, pulau ini tidak lagi bisa ditinggali karena tenggelam. Habiskan waktu di Tuvalu dengan berenang bersama ikan-kan di lautnya yang biru jernih, sambil menonton burung-burung langka dan penyu laut.
Kepulauan Sicilly
Kepulauan Sicilly adalah kepulauan dengan limpa pulau granit yang nyaris tenggelam dan lebih dari 100 pulau kecil lainnya yang tak berpenghuni di Tanjung Cornish, Inggris. Kepulauan ini memiliki tebing-tebing curam, vegetasi sub-tropis liar dan budidaya bunga. Namun, klimatologis memprediksikan, seringnya badai yang menyerang dan kenaikan permukaan laut yang signifikan menyebabkan kepulauan akan segera hilang beberapa tahun lagi.
Kepulauan Halligen
Kepulauan Halligen adalah 10 pulau-pulau di Jerman yang terletak di Laut Schleswog-Holstein's Wadden. Kepulauan ini sangat rendah, bahkan semua bangunannya dibangun di atas bukit buatan manusia setinggi satu meter yang disebut Warften, satu-satunya bagian dari kepulauan yang masih berada di atas permukaan laut setelah diterpa banyak badai. Dulunya, ada lebih dari 50 pulau di Kepulauan Halligen, tapi kini semuanya telah tenggelam di bawah laut.
Kehidupan di Kepulauan Halligen bergantung pada pariwisata, perlindungan pantai, dan berternak di atas padang garam yang seringkali dilanda banjir. Kepulauan ini merupakan bagian Taman Nasional Schleswig-Holsteinisches Wattenmeer, sebuah area seluas 2.700 mil tempat perlindungan dua juta spesies burung-burung migrasi dan Situs Warisan Budaya UNESCO.
Ikuti @Smart_Newz