'SIGIRIYA' BATU MEGAH DI TENGAH SRI LANKA


Sigirya

PERNAH mengalami konflik politik, kecantikan negara Sri Lanka dengan pesona alamnya tidak serta merta hilang. Sigiriya menjadi bagian dari kecantikan tersebut.

Sri Lanka adalah sebuah negara pulau di pesisir tenggara India. Negara ini pernah mengalami konflik gejolak politik yang berkepanjangan karena bentrokan antara pemerintah dengan kelompok minoritas Macan Tamil.

Meski begitu, Sri Lanka sebenarnya adalah negara yang cantik, dengan pantai yang masih sepi karena belum banyak dikunjungi wisatawan juga pulau-pulau kecil di sekitarnya yang asri. Selain pantai-pantai indah, ada lagi obyek wisata di Sri Lanka yang unik, yaitu Sigiriya.

Sigirya merupakan sebuah benteng batu kuno dengan reruntuhan istana di Matale. Reruntuhan dan batu besar ini dikelilingi taman, waduk, dan berbagai struktur lainnya.

Sigiriya dibangun pada masa pemerintahan Raja Kassappa I, pada 477 hingga 495 Masehi. Sigiriya merupakan salah satu dari 7 situs Warisan Dunia UNESCO yang ada di Sri Lanka.

Dalam bahasa setempat, Sigiriya berarti Batu Singa. Batu ini dibentuk akibat adanya ledakan volkano dan magma di masa lalu. Batu ini berdiri tinggi di atas dataran di sekitarnya dan dapat terlihat dari jauh karena tingginya yang berukuran 370 meter. Batu ini bersandar pada sebuah gundukan curam yang muncul tiba-tiba dari dataran di sekitarnya.

Sigiriya berdiri megah menghadap ke hutan di sekitarnya yang menghijau. Di bawahnya terdapat tanaman-tanaman dengan sistem air yang rumit dan indah, mengandung jaringan kompleks dari sistem distribusi air bawah tanah. Di taman ini juga ada sebuah pemandian yang dulunya digunakan oleh raja-raja. beberapa air mancur di taman ini juga masih berfungsi hingga saat ini.

Yang menarik wisatawan dari Sigiriya ini adalah Gua Ajanta, di dalamnya ada lukisan antik milik kerajaan India zaman dulu. Lukisan yang masih tersisa di gua ini berjumlah 22 buah, dari 500 buah lukisan yang diperkirakan pernah berada di dalamnya. Untuk menjaga awetnya lukisan ini, pengunjung tidak diperbolehkan memotret menggunakan lampu kamera.

Selain lukisan, gua ini juga dilindungi tembok setinggi tiga meter. Tembok dilapisi glasir cermin halus, sebuah tempat di mana pengunjung dapat menulis kesan mereka tentang batu tempat wisata yang luar biasa megahnya ini. Grafiti di tembok kaca ini bahkan sudah ada sejak abad ke-7. (dari berbagai sumber)