ILMUWAN TEMUKAN JEJAK KURA-KURA YANG TELAH PUNAH


kura-kura dari pulau Galapagos (foto : InternationalBusinessTimes)

QUITO - Para peneliti telah menemukan jejak genetik dari satu spesies kura-kura raksasa diyakini telah punah 150 tahun lalu, pada kura-kura hibrida di Pulau Isabela, Galapagos.

Sebuah analisis genetik menemukan jejak DNA dari spesies kura-kura yang telah lama hilang, Chelonoidis elephantopus , ada pada kura-kura hibrida keturunannya. Hewan hibrida tersebut memiliki begitu banyak DNA Chelonoidis Elephantopus di dalam dirinya.

Dilansir InternationalBusinessTimes, Minggu (15/1/2012), jejak DNA tersebut membuat para ilmuwan berpikir bahwa beberapa kura-kura murni Chelonoidis elephantopus murni masih ada di pulau itu.

"Bagi pengetahuan kita, ini adalah penemuan ulang suatu spesies lewat jejak genetik yang dimiliki saudara hibridanya," kata Ryan Garrick dan Edgar Benavides, pimpinan penelitian sekaligus ahli biologi dari Yale University.

Meskipun tidak ada ditemukan keturunan murninya, mereka bisa saja masih berkeliaran di sekitar pulau sambil menunggu untuk ditemukan. Para peneliti memperkirakan bahwa dalam 30 kasus pembiakan, kejadiannya berada dalam rentang 15 tahun terakhir. Mengingat bahwa kura-kura Galapagos raksasa bisa hidup selama 170 tahun, ada kemungkinan tinggi bahwa spesies murninya masih hidup.

Kura-kura Galapagos terkenal telah mempengaruhi Charles Darwin dalam penelitiannya terhadap evolusi dan seleksi alam. Pada abad ke 16, sebelum manusia sampai ke pulau Galapagos, diperkirakan pernah ada sekira 250.000 spesies kura-kura raksasa yagn hidup di sana.Kura-kura tersebut tidak memiliki pemangsa alami, sampai manusia datang dan melihat kura-kura tersebut sebagai sumber makanan.

Kura-kura Galapagos dapat mencapai berat mendekati 900 kilogram, dan daging mereka benar-benar kaya minyak. Pelaut mengambil kura-kura dari darat dan membuat memeliharanya dalam kapal mereka untuk dimakan saat dibutuhkan.